Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019
Pada akhirnya jalan kita tidak satu tujuan. Aku tidak apa. Jika suatu saat nanti kita bertemu.Aku harap kita bisa bercanda lagi. Tanpa mengingat dan mengungkit luka di masa lalu. Senang seperti bertemu dengan teman lama. Tidak lagi menunjukkan siapa yang lebih dulu menemukan bahagia.
Kamu yang mengaku mencintaiku. Kamu juga yang mematahkan. Kamu yang meminta untuk tetap tinggal. Kamu juga yang pada akhirnya pergi. Kamu yang dulu menyembuhkan. Kini menjadi yang paling melukai. Kamu yang memulai. Kamu juga yang mengakhiri. Terima kasih sudah singgah tapi tak sungguh.

(:

Iya sudah putus. Sudah tidak denganku lagi. Apa masih kurang jelas? Iya dia sudah tidak mau denganmu lagi. Mau bagaimanapun dia tidak akan kembali lagi. Dan satu lagi. Rasa sayangnya sudah hilang.

Terima Kasih Sudah Denganku (Bagian Kedua)

Kebetulan kamu kuliah di Jogja dan Jogja merupakan kota yang  istimewa. Setiap sudut kotanya memiliki ceritanya sendiri, mampu membuat siapa saja jatuh cinta dan  kembali ke kota tersebut. Awalnya kamu bertanya mengenai kota tempatku kuliah, lalu kuceritakan beberapa hal mengenai kota tersebut. Aku juga iseng bertanya mengenai sekaten, kebetulan di bulan itu Jogja sedang ada sekaten. Kamupun menjawabnya dengan sempurna seolah tahu jika itu kode aku mau berkunjung ke Jogja, dan benar kamu mengiyakan dengan senang hati, Semudah itu kalau denganmu. Kamu juga nasih hafal dengan kesukaanku. Novel dan kuliner, iya betul kedua hal itu memang sudah menjadi kesukaanku. Bahkan saat kamu belum mengenal aku. Sebelumnya aku bertanya dan memastikan terlebih dahulu jika kita bertemu tidak ada yang marah ataupun salah paham, karena setahuku terakhir saat kamu kelas duabelas kamu sedang berpacaran dengan teman satu sekolahmu itu, kamupun berkata sudah tidak lagi dengan teman satu sekolahmu ...
Dulu saat masih denganmu. Saat semua belum berakhir seperti ini. Aku selalu bersemangat untuk bangun tidur. Karena apa? Tentunya pesan masuk darimu. Setiap aku bangun pasti pesanmu selalu masuk. Menjadikanku cepat cepat untuk bangun dan segera membalas pesanmu. Tapi, semua sudah berubah. Setelah kamu memutuskan untuk pergi. Tidak ada lagi satu pesan masuk darimu. Dan kamu juga sudah memblokirku. Jadi malas rasanya untuk memegang hape. Tidak ada lagi yang harus cepat cepat aku balas pesannya. Tidak ada lagi telpon sampai larut malam. Mungkin menghapus aplikasi chat lebih baik. Iya. Aku putuskan untuk menghapus line. Ini lebih baik bukan. Sampai kapanpun kamu juga tidak akan pernah untuk memulai chat denganku lagi. Aku sadar. Semua ini sudah berakhir.
Aku boleh cerita bukan? Nanti aku bakal ketemu sama laki-laki yang gak bakal ninggalin aku kan? Yang gak mempermasalahkan kalau aku gak secantik perempuan lain. Yang gak mempermasalahkan kalau aku ngebosenin. Terus yang terakhir, gak pergi pas udah tau sifat asliku yang suka marah marah gak jelas. Nanti bakal ada laki-laki yang mau sama aku kan. Tuhan, aku mau bahagia. Tapi aku juga tidak iri dengan kebahagiaan orang lain. Kenapa semuanya pergi? Kenapa harus aku yang ditinggalin? Setauku kalau ada orang yang pergi berarti aku gak bisa menjaga dia, makanya orang itu memilih buat pergi. Betul seperti itu? Tuhan, maaf. Aku banyak mengeluh. Aku gak mau jatuh cinta lagi. Aku gak mau buat orang lain kecewa. Aku gak mau karenaku orang lain itu jadi gak nyaman sama aku. Dan, yang terakhir. Aku gak mau orang lain itu pergi. Aku bakal jadi anak baik. Aku janji dan bakal buktiin.

Terima Kasih Sudah Denganku (Bagian Pertama)

November, 2017      Setelah beberapa tahun tidak pernah saling mengontak, entah kenapa kamu   memutuskan untuk mengontakku terlebih dahulu. Bahkan aku lupa kapan terakhir kalinya sudah lepas kontak denganmu. Seperti biasa dulu aku sering membuat instastories dan kamu tidak pernah absen untuk   melihat, selalu aku temukan namamu berada pada deretan yang melihat instastories ku padahal kita tidak saling mengikuti, hanya kamu saja yang waktu itu mengikutiku. Jadi selama beberapa tahun ini kamu hanya sebatas pengamat instastories saja. Aku tidak tahu dan tidak pernah mengira entah kenapa ada yang berbeda dari hari itu, tiba-tiba beberapa menit kemudian ada pesan masuk. Sebelumnya aku memang sengaja tidak mengaktifkan kolom komentar pada instastories sehingga tidak ada yang akan berkomentar mengenai instastories yang aku buat. Ternyata pesan masuk   itu dari kamu. Aku sudah berpikiran kam...
Aku ikhlas kok dengan perpisahan ini sekarang, tapi boleh ya pendampingku di masa depan nanti dan akhir dari cerita nanti, kamu. Maaf, aku memang sering membicarakanmu di belakang dengan Tuhan. Banyak doa baik yang aku semogakan. Tidak apa-apa kamu tidak denganku sekarang. Tapi di masa depan kamu dengan aku ya. Aamiin.

Maaf :(

Aku sempat mengirimkan pesan dan belum dibaca sama kamu. Tapi, sesudah kita bertengkar hebat kamu membuka pesan itu. Setelah tidak ada lagi pesan masuk darimu aku hanya mengamati kamu online atau tidak. Setiap aku membuka history chat darimu, tidak pernah sekalipun aku mendapatkan tulisan kamu sedang online. Satu dua hari aku biarkan, karena aku tau kamu sibuk. Mungkin untuk online saja kamu tak sempat. Aku pernah mencoba menelpon, tapi tidak ada jawaban. Berderingpun tidak. Lalu sore itu, aku mengirimkan pesan untukmu. Centang satu. Beberapa jam kemudian juga centang satu. Keesokan harinya juga masih centang satu. Benar. Kamu memblokir aku. Saat itu juga aku sedih, aku tidak tau lagi harus menghubungimu lewat mana. Aku hanya mengira. Jika memang sudah diblokir, berarti kamu merasa terganggu denganku. Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf karena kamu sudah merasa terganggu.

Maaf dan Terima kasih

Sayang, terima kasih untuk 10 bulannya. Terima kasih sudah mau bersabar dalam menghadapi sikap labilku ini, terima kasih juga sudah menyayangi aku sepenuh hati. Kamu bukan laki-laki yang buruk jadi tidak perlu meminta maaf perihal perpisahan kemarin. Harusnya aku yang mengatakan, maaf jika aku belum bisa menjadi pacar yang baik. Selama ini aku hanya bisa menuntut kamu, selalu meminta agar kamu menuruti keinginanku. Sekarang kamu sudah bebas bukan? Tidak ada lagi yang melarangmu. Tidak ada lagi yang spam chat. Tidak ada lagi yang selalu meminta untuk selalu diberi kabar.
Hei, bagaimana hari mu? Menyenangkan bukan. Semenjak tidak denganku sepertinya kamu baik-baik saja. Bagaimana kamu bisa baik-baik saja? Karena sudah tidak ada lagi yang meminta untuk diberi kabar. Sudah tidak ada lagi yang mengganggu bukan? Baiklah kalau begitu. Yang aku tahu tidak ada yang baik-baik saja dengan perpisahan. Tapi, bagimu dengan perpisahan kita berhenti untuk menyakiti.
Aku sedang di posisi takut ganggu tapi rindu, kamu sendiri bagaimana? Aku juga sedang bolak-balik lihat hape, berharap ada chat dari kamu. Lupa ternyata sudah diblokir.  Dan lebih parahnya aku lupa ternyata sudah putus.
Hei, aku mau cerita. Cerita setelah tidak denganmu. Tadi pagi aku masak kerang, kamu masih ingat bukan waktu itu aku masakin kamu. Terus kamu sedikit protes soalnya aku kasih tomat. Kalau aku udah sayang sama orang pasti orang itu aku masakin. Aku juga udah mandiri, aku buang sampah sendiri biasanya ditemenin sama kamu. Terus kamu bercandain aku sampahnya gak boleh ditempelin ke kamu. Aku udah bisa ngelipat jaketku. Pas kamu ngelipat diam-diam aku merhatiin jadi sekarang aku udah bisa. Terus kemarin aku juga bayar uktnya sendiri, biasanya kamu yang nganterin, nemenin aku duduk sambil nungguin antrian. Beberapa hari yang lalu aku nyari es krim monyet, tapi gak ketemu es krimnya. Besok hari Sabtu aku ke Jogja, biasanya buat nemuin kamu. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Setelah tidak denganmu yang biasa kita lakukan berdua, sekarang harus kulakukan sendiri. Terima kasih sudah meninggalkanku. Maaf, jika selama ini aku sudah merepotkanmu.
Nanti setelah ini kamu pasti bertemu dengan orang baru. Sampaikan salamku untuk orang barunya ya. Bilang padanya jangan pernah menyiakan kamu seperti aku dulu. Bilang padanya jangan marah-marah tidak jelas, harus sabar dan selalu mendukung setiap kegiatanmu itu. Bilang padanya harus percaya dan tidak boleh berpikiran negatif tentang kamu. Dan yang terakhir, bilang padanya juga dia sangat beruntung bisa mendapatkan kamu. Kamu yang pekerja keras, tidak suka marah bahkan berkata kasar. Kamu yang mengerti perempuan bahkan untuk nenyakitipun kamu tidak pernah. Semoga kamu bahagia dengan orang baru itu, tidak seperti saat kamu denganku dulu.
Butuh ketemu sama kamu. Mau ngobrol ngomongin banyak hal. Butuh dipeluk. Mau dielus elus kepalanya terus dibilangin "kamu bisa ngelewatin semua ini". Mau chat orangnya tapi udah diblokir. Baru kali ini aku diblokir orang. Aku udah buat dia kecewa sama aku. Udah buat dia gak nyaman. Udah buat dia gak sayang juga. Mau tau tentang kesibukannya. Mau bilang kangen. Biasanya ada chat masuk dari dia. Sekarang cuma bisa sekrol sekrol chatnya. Ngeliatin foto sama videonya. Nyesel dulu gak pernah foto sama midioin sebanyak mungkin. Tapi orangnya udah pergi. Aku udah gak bisa ngode lagi. Gak bakal kembali lagi. Dia mau nyari perempuan yang sabar, mendukung setiap kegiatannya, dan gak marah-marah gak jelas. Terus aku bilang ke diri aku sendiri, jangan berekspetasi terlalu tinggi. Terus aku nangis. Selemah ini aku tuh. Biasanya kalau aku nangis kamu meluk aku, kamu ngusap air matanya aku, terus kamu bilang "jelek banget kalau nangis" Terus tangisny...

Kamu Sudah Pergi

Aku pernah ditinggal pergi dengan seseorang yang aku sayangi, karena aku tidak sabar dan sering marah tidak jelas. Oleh sebab itu, seseorang itu tidak lagi mau bertahan denganku. Aku harus belajar ikhlas bukan? Setiap orang berhak memilih dengan siapa ia ingin bertahan. Masa depan bisa berubah kata seseorang itu. Begitu juga dengan nasib. Biarlah waktu yang menjawab mengenai ketidakpastian ini. Pencipta semestapun sudah mentakdirkan banyak hal yang tidak bisa ditebak oleh manusia. Aku tahu ia sedang mempersiapkan masa depan, berkembang mengenai kehidupan ini. Aku belajar untuk mengerti apa yang ia inginkan. Meski ini teramat sulit bagiku. Meski tidak mudah menerima kepergiannya begitu saja. Seseorang itu bahkan tidak merespons setiap pertanyaan yang aku tanyakan. Ia butuh waktu untuk sendiri, fokus untuk menyelesaikan semua kegiatannya. Berat bagiku menerima kenyataan ini. Bagaimana tidak? Kebiasaan kita berdua yang dilakukan secara intens setiap hari tiba-tib...
Demi apapun aku masih ingin kamu "Aku sudah tidak bisa lagi denganmu" Sadar dong sadar, jangan sedih. Mau dipaksa sekuat dan sekeras apapun tidak bakal bisa. Aku harus menerima bahwa bahagianya bukan dengan aku. Bahwa aku memang bukan orang yang dia inginkan. Tetap saja dia tak akan menjadi milikku. Mau sekuat apapun diperjuangankan sepenuh hati, tidak bakal bisa.

Seandainya

Seandainya saja waktu itu aku tidak marah, tidak bertengkar denganmu, dan mau untuk bersabar. Seadainya waktu itu aku tidak egois, mampu menurunkan ego, dan tidak keras kepala. Seandainya aku mendukung setiap kegiatanmu, tidak mengekangmu. Andai saja kita waktu itu bertemu untuk menyelesaikan masalah. Seandainya juga aku tidak mengiyakan waktu kamu mengatakan putus. Seandainya waktu itu aku tidak bertemu denganmu, aku tidak menyayangimu. Pasti akhirnya tidak seperti ini bukan? Tapi, itu seandainya. Tidak ada yang bisa diulang lagi. Bahkan kesempatan yang kamu beri sudah hilang. Ini memang salahku. Salahku juga yang terlalu berharap lebih denganmu.
Aku sudah tidak tau lagi menghubungimu lewat apa. Semuanya sudah kamu blokir. Jika diblokir artinya aku sudah penting lagi, dan keberadaanku mengganggumu? Benar begitu bukan. Seolah-olah kamu tidak mau dan tidak ingin aku menghubungimu lagi. Seburuk itukah aku? Sampai kamu merasa terganggu? Jika memang iya. Aku minta maaf. Yang bisa aku lakukan hanya mengucapkan beribu maaf. Aku tidak tau harus bagaimana lagi. Menghubungimu saja tidak bisa.

Pesan Kedua Darimu

Hari itu aku mengirimkan email untukmu. Isinya cukup panjang, menceritakan mengenai hal saat kita bersama dulu. Aku kira kamu gak bakal baca email dariku itu. Tapi, saat keesokan paginya aku dapatkan email balasan darimu. Singkat, jelas, dan singkat. Isinya begini : berproseslah mega kamu mampu menjadi manusia yg membanggakan pesanku untukmu menjadi orang yang terbaik jangan balas dendam untuk hati yang lain terima kasih untuk selama ini sekaligus minta maaf aku sudah tidak bisa lagi dengan kamu jangan menunggu aku

Aku Masih Hafal

Aku masih hafal betul wangi parfumu, karena sampai sekarang masih menempel di jaket yang pernah kamu pinjam. Aku masih hafal dengan notifikasi pagi hari yang aku dapatkan darimu. Aku masih hafal suara motormu saat kamu ke rumah. Aku masih hafal senyummu yang tulus saat bersamaku. Aku masih hafal dengan tawamu saat bersamaku. Aku masih hafal dengan caramu menghiburku saat aku sedang bad mood. Dan aku masih hafal betul dengan semua tentang kamu saat bersamaku. Tapi, aku sadar. Kamu sudah tidak denganku lagi. Maafkan aku yang masih mengingat semua tentangmu. Bagaimanapun juga aku harus belajar ikhlas.

Doaku Untukmu

Tidak ada sepasang kekasih yang mau pisah. Apalagi sudah setahun bersama. Mungkin benar cinta sejati tidak berpihak pada kita. Terima kasih sudah sabar dan benar-benar sayang. Doaku, semoga kamu sukses untuk masa depanmu. Semoga kamu bahagia, dan semoga kita bisa bersama lagi. Terima kasih buat waktunya. Terima kasih buat kenangannya. Terima kasih juga kamu sudah pamit.

Selamat Tinggal?

Sore itu aku sengaja menelponmu. Meminta agar aku diberi kesempatan dan tidak mau untuk berpisah. Aku kira kamu tidak akan menjawab telpon dari aku, karena saat panggilan pertama kamu tidak menjawab. Lalu aku mencobanya lagi, dan kamu menjawab telpon dariku. "Aku mau sama kamu, gak mau pisah" "Udah gak bisa" Kalimatku panjang dan kamu banyak mengatakan "udah gak bisa" Berkali kali aku memohon, jawabmu tetap sama. Kamu juga bilang "aku mau sama orang lain". Aku tidak tau harus bagaimana, jika itu memang terjadi. Maaf aku egois, aku tidak ikhlas jika kamu sama yang lain.
Aku tidak suka dengan kepergian. Aku juga benci dengan perpisahan. Tapi katamu, kepergian bisa juga pembuktian atau pemantasan agar layak mendampingi. Baiklah aku mengiyakan katamu itu. Aku juga percaya semuanya sudah ada yang mengatur. Tapi aku takut, suatu saat ada sesorang yang buat kamu nyaman dan kamu lupa akan tujuan awalmu itu. Semesta kadang selucu ini bukan. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.