Kebetulan
kamu kuliah di Jogja dan Jogja merupakan kota yang istimewa. Setiap sudut kotanya memiliki ceritanya
sendiri, mampu membuat siapa saja jatuh cinta dan kembali ke kota tersebut. Awalnya kamu
bertanya mengenai kota tempatku kuliah, lalu kuceritakan beberapa hal mengenai
kota tersebut. Aku juga iseng bertanya mengenai sekaten, kebetulan di bulan itu
Jogja sedang ada sekaten. Kamupun menjawabnya dengan sempurna seolah tahu jika
itu kode aku mau berkunjung ke Jogja, dan benar kamu mengiyakan dengan senang
hati, Semudah itu kalau denganmu. Kamu juga nasih hafal dengan kesukaanku. Novel
dan kuliner, iya betul kedua hal itu memang sudah menjadi kesukaanku. Bahkan saat
kamu belum mengenal aku. Sebelumnya aku bertanya dan memastikan terlebih dahulu
jika kita bertemu tidak ada yang marah ataupun salah paham, karena setahuku
terakhir saat kamu kelas duabelas kamu sedang berpacaran dengan teman satu
sekolahmu itu, kamupun berkata sudah tidak lagi dengan teman satu sekolahmu itu.
Saat itu juga posisi kita sama, tidak sedang menjalin hubungan dengan orang
lain. Jadi tidak ada yang marah bahkan salah paham jika kita bertemu. Tidak ada
yang mengira bukan, jika akhirnya kita akan bertemu lagi.
Aku sudah lama menyimpan tulisan ini, yang nantinya akan aku bagikan pada waktu yang tepat. Saat inilah merupakan waktu yang tepat untuk membagikan tulisan ini setelah bulan lalu manusia itu memutuskan untuk pergi. Jadi begini. Pada akhirnya semua kenangan, tawa, canda, serta rencana yang sudah kita buat tidak menjadi nyata. Bahkan usaha untuk bersama hanya menjadi omong kosong. Lagu yang sering kita nyanyikan saat berada di motor, bahkan kamu selalu protes mengenai suaraku yang jelek ini. Wangi parfumu yang selalu melekat pada tubuhmu, aku hafal betul. Tentang semua kenangan yang saat ini menjadi hantu di sudut pikir. Bahkan, ramah tamah orang tuamu yang sudah tidak bisa aku temui lagi. Kini aku sadar itu tidak bisa terulang lagi. Juga mengenai alasan kenapa kamu memilih untuk pergi, tidak bisa bertahan lebih lama? Maaf. Belum bisa merelakanmu. Besok aku akan berusaha lebih keras lagi.