Langsung ke konten utama

Terima Kasih Sudah Denganku (Bagian Pertama)









November, 2017
     Setelah beberapa tahun tidak pernah saling mengontak, entah kenapa kamu  memutuskan untuk mengontakku terlebih dahulu. Bahkan aku lupa kapan terakhir kalinya sudah lepas kontak denganmu. Seperti biasa dulu aku sering membuat instastories dan kamu tidak pernah absen untuk  melihat, selalu aku temukan namamu berada pada deretan yang melihat instastories ku padahal kita tidak saling mengikuti, hanya kamu saja yang waktu itu mengikutiku. Jadi selama beberapa tahun ini kamu hanya sebatas pengamat instastories saja. Aku tidak tahu dan tidak pernah mengira entah kenapa ada yang berbeda dari hari itu, tiba-tiba beberapa menit kemudian ada pesan masuk. Sebelumnya aku memang sengaja tidak mengaktifkan kolom komentar pada instastories sehingga tidak ada yang akan berkomentar mengenai instastories yang aku buat. Ternyata pesan masuk  itu dari kamu. Aku sudah berpikiran kamu hanya modus, aku kira kamu hanya basa-basi untuk bertanya mengenai kabarku dan sudah chat itu tidak akan berlanjut, ternyata aku salah. Justru chat itu semakin panjang dan berlanjut sampai beberapa hari ke depan. Dan entah kenapa obrolan pada chat itu semakin seru, kamu masih sama seperti dulu tidak ada yang berubah, bahasa chatmu juga masih sama tidak ada yang berubah sedikitpun. Bagiku kamu masih manusia yang tidak jelas penuh dengan keisengan dan anehnya bahasan chat kita selalu berhubungan walaupun banyak chat yang tidak jelas dan tidak penting.


Postingan populer dari blog ini

November, Nopartner :)

 Aku sudah lama menyimpan tulisan ini, yang nantinya akan aku bagikan pada waktu yang tepat. Saat inilah merupakan waktu yang tepat untuk membagikan tulisan ini setelah bulan lalu manusia itu memutuskan untuk pergi. Jadi begini. Pada akhirnya semua kenangan, tawa, canda, serta rencana yang sudah kita buat tidak menjadi nyata. Bahkan usaha untuk bersama hanya menjadi omong kosong. Lagu yang sering kita nyanyikan saat berada di motor, bahkan kamu selalu protes mengenai suaraku yang jelek ini. Wangi parfumu yang selalu melekat pada tubuhmu, aku hafal betul. Tentang semua kenangan yang saat ini menjadi hantu di sudut pikir. Bahkan, ramah tamah orang tuamu yang sudah tidak bisa aku temui lagi. Kini aku sadar itu tidak bisa terulang lagi. Juga mengenai alasan kenapa kamu memilih untuk pergi, tidak bisa bertahan lebih lama? Maaf. Belum bisa merelakanmu. Besok aku akan berusaha lebih keras lagi.

Hei, Boleh Kangen?

Sudah beberapa bulan hubunganku dengannya berakhir. Aku berusaha untuk baik-baik saja. Perlahan aku membuka hati. Tapi tidak sepenuhnya untuk orang baru. Terkadang aku takut bahkan ragu. Aku belum cukup untuk menenangkan diri. Hati dan pikiranku kacau. Hari demi hari berhasil aku lalui. Tapi sialnya. Kamu muncul di pikiranku lagi. Kalau kamu tahu. Aku kangen.

Senang atau Sedih?

Bagaimana rasanya menunggu seseorang tanpa pernah kamu tahu orang itu akan kembali? Kamu harus senang atau sedih, karena kamu tidak pernah tahu kapan rasa senang atau sedih itu akan datang. Kamu boleh senang karena usahamu untuk menunggu akhirnya tidak sia-sia, bukankah itu yang kamu mau. Tapi, di satu sisi kamu sedih karena sewaktu-waktu orang itu memutuskan untuk pergi lagi. Sialnya kamu membenci situasi seperti ini. Kamu dihantui rasa khawatir mengenai kemungkinan buruk yang akan terjadi. Sudah jangan terlalu memikirkan kemungkinan buruk itu. Kamu hanya perlu duduk sebentar, biarkan pikiranmu memahami itu semua. Jangan pernah takut karena apa yang kamu takutkan belum tentu terjadi, saat ini kamu harus menghadapi itu semua. Tapi kamu harus ingat, jangan pernah taruh ekspektasimu ke orang itu ataupun berharap. Karena jika kamu melakukan itu. Kamu harus siap dengan kecewa yang akan jadi teman. Satu lagi, semoga semesta selalu berpihak kepadamu ya.