Langsung ke konten utama

Kamu Sudah Pergi

Aku pernah ditinggal pergi dengan seseorang yang aku sayangi, karena aku tidak sabar dan sering marah tidak jelas.
Oleh sebab itu, seseorang itu tidak lagi mau bertahan denganku.
Aku harus belajar ikhlas bukan? Setiap orang berhak memilih dengan siapa ia ingin bertahan.
Masa depan bisa berubah kata seseorang itu.
Begitu juga dengan nasib.
Biarlah waktu yang menjawab mengenai ketidakpastian ini.
Pencipta semestapun sudah mentakdirkan banyak hal yang tidak bisa ditebak oleh manusia.

Aku tahu ia sedang mempersiapkan masa depan, berkembang mengenai kehidupan ini.
Aku belajar untuk mengerti apa yang ia inginkan. Meski ini teramat sulit bagiku.
Meski tidak mudah menerima kepergiannya begitu saja.
Seseorang itu bahkan tidak merespons setiap pertanyaan yang aku tanyakan. Ia butuh waktu untuk sendiri, fokus untuk menyelesaikan semua kegiatannya.
Berat bagiku menerima kenyataan ini. Bagaimana tidak? Kebiasaan kita berdua yang dilakukan secara intens setiap hari tiba-tiba saja berubah mendadak.
Aku harus menenangkan diri, menyibukkan diri, bahkan meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.
Aku harus mengerti dan memahami seseorang itu. Biar aku mampu membuktikan semua janji yang pernah disepakati.

Postingan populer dari blog ini

November, Nopartner :)

 Aku sudah lama menyimpan tulisan ini, yang nantinya akan aku bagikan pada waktu yang tepat. Saat inilah merupakan waktu yang tepat untuk membagikan tulisan ini setelah bulan lalu manusia itu memutuskan untuk pergi. Jadi begini. Pada akhirnya semua kenangan, tawa, canda, serta rencana yang sudah kita buat tidak menjadi nyata. Bahkan usaha untuk bersama hanya menjadi omong kosong. Lagu yang sering kita nyanyikan saat berada di motor, bahkan kamu selalu protes mengenai suaraku yang jelek ini. Wangi parfumu yang selalu melekat pada tubuhmu, aku hafal betul. Tentang semua kenangan yang saat ini menjadi hantu di sudut pikir. Bahkan, ramah tamah orang tuamu yang sudah tidak bisa aku temui lagi. Kini aku sadar itu tidak bisa terulang lagi. Juga mengenai alasan kenapa kamu memilih untuk pergi, tidak bisa bertahan lebih lama? Maaf. Belum bisa merelakanmu. Besok aku akan berusaha lebih keras lagi.

Hei, Boleh Kangen?

Sudah beberapa bulan hubunganku dengannya berakhir. Aku berusaha untuk baik-baik saja. Perlahan aku membuka hati. Tapi tidak sepenuhnya untuk orang baru. Terkadang aku takut bahkan ragu. Aku belum cukup untuk menenangkan diri. Hati dan pikiranku kacau. Hari demi hari berhasil aku lalui. Tapi sialnya. Kamu muncul di pikiranku lagi. Kalau kamu tahu. Aku kangen.

Senang atau Sedih?

Bagaimana rasanya menunggu seseorang tanpa pernah kamu tahu orang itu akan kembali? Kamu harus senang atau sedih, karena kamu tidak pernah tahu kapan rasa senang atau sedih itu akan datang. Kamu boleh senang karena usahamu untuk menunggu akhirnya tidak sia-sia, bukankah itu yang kamu mau. Tapi, di satu sisi kamu sedih karena sewaktu-waktu orang itu memutuskan untuk pergi lagi. Sialnya kamu membenci situasi seperti ini. Kamu dihantui rasa khawatir mengenai kemungkinan buruk yang akan terjadi. Sudah jangan terlalu memikirkan kemungkinan buruk itu. Kamu hanya perlu duduk sebentar, biarkan pikiranmu memahami itu semua. Jangan pernah takut karena apa yang kamu takutkan belum tentu terjadi, saat ini kamu harus menghadapi itu semua. Tapi kamu harus ingat, jangan pernah taruh ekspektasimu ke orang itu ataupun berharap. Karena jika kamu melakukan itu. Kamu harus siap dengan kecewa yang akan jadi teman. Satu lagi, semoga semesta selalu berpihak kepadamu ya.