Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Pesan untuk Aku

Bagaimana keadaanmu sekarang? Masih sedih ya? Hei, jangan pura-pura bahagia dan terlalu memaksakan buat baik-baik aja. Gak apa kok sedih itu wajar, apalagi nangis. Tapi ingat ya jangan menyiksa diri dengan berlarut dalam kesedihan. Ini hanya masalah waktu. Nanti juga bakal ikhlas kok. Kamu harus mengikhlaskan dan merelakan dengan tenang agar nanti kamu menang. Sudah gak apa, biarkan dia pergi. Jangan memaksa buat sama kamu, karena bahagianya bukan sama kamu. Kamu kuat kok. Percaya itu. Memang move on gak gampang, tapi gak usah balas dendam atau mencari orang baru kalau bener-bener belum sembuh. Semesta memang suka bercanda, gak semua hal bisa kamu wujudkan termasuk dengannya. Tapi, kamu sendiri berhak bahagia. Ingat ya hidup terus berlanjut, dengan atau tidak dengannya. Jangan jadi manusia ceroboh apalagi untuk mengulang kesalahan yang sama. Yokk bisa yokkk :) masih banyak hari buat memperbaiki serta yang harus diwujudkan.

Pesan dari Papaojol

Move on itu engga mudah, engga singkat juga. Balikan juga engga selalu jadi opsi yang baik, bisa lebih baik atau bahkan malah mengulang rasa sakit. Coba berdamai lagi sama keadaan, diskusi lagi sama diri sendiri, berkaca dan lihat diri kamu sendiri yang seharusnya bisa dengan mudah buat melangkah lagi, mungkin belum untuk sekarang, tapi nanti pasti bisa. Kalo masih ngerasa sakit, pengen nangis, engga apa-apa kok luapin dulu aja air mata kamu, keluarin dulu aja rasa sakit kamu. Nanti, ada fase nya kamu capek dengan semua ini. Kamu mulai berfikir kalo kamu harus melangkah dan memulai hari-hari yang baru dengan lebih baik, mungkin semua ini cuma masalah waktu aja. You deserve better, you worth to be loved and lived in this entire world! Cheers up, girl
Kamu bilang perpisahan ini baik-baik saja. Tapi, tidak ada yang baik-baik saja dari perpisahan. Karena kita kembali menjadi dua orang asing. Ya, benar. Mungkin aku harus belajar dari perpisahan ini. Harus belajar untuk kehilanganmu lagi. Karena yang diyakini dengan sepenuh hati bisa dengan mudah mematahkan. Bahkan aku sendiri tidak pernah bisa untuk melarikan diri dari perpisahan.

Sebaiknya Aku?

Setelah perpisahan ini apa yang sebaiknya aku lakukan? Berusaha untuk menerima dan berdamai dengan diri sendiri? Sialnya aku harus berusaha untuk menyibukkan diri agar tidak mengingatmu lagi. Baiklah aku akan berusaha untuk merelakanmu pergi atau mungkin beberapa bulan yang akan datang aku mengetahui kamu sudah dengan orang lain. Ya, seperti katamu "hidup terus berlanjut dengan atau tidak denganmu". Aku tahu, semua berhak bahagia setelah perpisahan ini. Baik kamu ataupun aku.

Berakhir?

Sepertinya baru saja kemarin kita dekat lagi, ya betul dua bulan yang lalu untuk kali pertamanya kita memutuskan bertemu setelah setahun tidak sama-sama. Ini lucu ya? Semesta memang sukanya bercanda. Sampai aku dibuatnya harus senang dan sedih dalam waktu bersamaan. Kamu sendiri gimana? Oke. Akan aku ceritakan. Awalnya aku tidak pernah mengira jika pesan yang kamu kirimkan itu akan berdampak baik di hidupku, aku senang sekali bahkan rasanya seperti memenangkan sebuah give away. HAHA ini terlalu berlebihan. Aku menikmati hari dimana aku dekat denganmu, aku juga tidak mengira kalau hal seperti ini akan berakhir. Baiklah aku berusaha untuk menerima walaupun sulit, karena kesalahanku juga sehingga kamu memutuskan untuk tidak melanjutkan. Hanya aku yang bersikeras hubungan ini bisa dilanjutkan, tapi kamu memilih untuk menyudahi. Munafik jika aku baik-baik saja. Sebisa mungkin aku harus menghargai keputusan yang kamu buat. Maaf dan Terima Kasih.